Seorang laki-laki bernama Frederic Desnard menggugat atasannya karena memberinya pekerjaan yang membosankan.
Desnard menggugat atasannya sebesar 280 ribu poundsterling (sekitar Rp 5,4 miliar) sesaat setelah ia keluar dari pekerjaannya yang membosankan itu.
Selama empat tahun, Desnard diberi pekerjaan “kasar” yang terlalu banyak. Kondisi ini membuatnya seperti di neraka.
Tak hanya itu, ia juga mengalami depresi karena merasa hancur dan dipermalukan. Dan kita tahu, ia akhirnya memutuskan mengundurkan diri.
Dalam gugatannya, Frederic mengatakan, setelah dipekerjakan sebagai seorang manajer di Interparfums, sebuah perusahaan minyak wangi di Paris, ia merasa semua tanggung jawabnya dilucuti yang membuat dirinya seakan tidak eksis di perusahaan itu.
“Setiap hari saya dibiarkan bekerja dengan perasaan putus asa yang dalam,” kata Frederic kepada stasiun televisi BFM.
AGEN BANDARQ
Agen Poker
DOMINO ONLINE
Agen Domino
Judi Poker
Desnard menggugat atasannya sebesar 280 ribu poundsterling (sekitar Rp 5,4 miliar) sesaat setelah ia keluar dari pekerjaannya yang membosankan itu.
Selama empat tahun, Desnard diberi pekerjaan “kasar” yang terlalu banyak. Kondisi ini membuatnya seperti di neraka.
Tak hanya itu, ia juga mengalami depresi karena merasa hancur dan dipermalukan. Dan kita tahu, ia akhirnya memutuskan mengundurkan diri.
Dalam gugatannya, Frederic mengatakan, setelah dipekerjakan sebagai seorang manajer di Interparfums, sebuah perusahaan minyak wangi di Paris, ia merasa semua tanggung jawabnya dilucuti yang membuat dirinya seakan tidak eksis di perusahaan itu.
“Setiap hari saya dibiarkan bekerja dengan perasaan putus asa yang dalam,” kata Frederic kepada stasiun televisi BFM.
Ia juga mengaku kerap menangis di tempat kerja.
“Tapi tak ada yang peduli karena saya seperti tidak dianggap ada. Saya menjadi depresi dan malu karena menerima gaji tanpa melakukan apapun,” lanjut Frederic.
Namun, kuasa hukum Interparfum, Jean-Philippe Benissan, mengatakan, selama bekerja empat tahun di perusahaan itu, Frederic tak sekali pun menyatakan kebosanannya.
Ia juga mempertanyakan, selama beberapa tahun bekerja, kenapa ia tidak pernah mengutarakan kebosanannya itu.
Sementara itu, seorang pakar keselamatan dan kesehatan tempat kerja, Jean Claud Delgenes, mengatakan, kebosanan muncul saat seorang karyawan merasa disisihkan dan tak memiliki kesempatan mendapatkan promosi.
Ia memperkirakan, sekitar 30% tenaga kerja di Prancis bosan dengan pekerjaan mereka, namun mereka memilih tetap mempertahankan pekerjaannya karena takut menganggur.
Awal tahun ini, seorang warga Perancis lainnya, Charles Simon, menggugat perusahaan kereta api nasional SNCF karena merusak kariernya.Gugatan ini dilakukan Simon karena selama 12 tahun dia “dicutikan” dengan gaji 3.800 poundsterling setiap bulannya.
“Tapi tak ada yang peduli karena saya seperti tidak dianggap ada. Saya menjadi depresi dan malu karena menerima gaji tanpa melakukan apapun,” lanjut Frederic.
Namun, kuasa hukum Interparfum, Jean-Philippe Benissan, mengatakan, selama bekerja empat tahun di perusahaan itu, Frederic tak sekali pun menyatakan kebosanannya.
Ia juga mempertanyakan, selama beberapa tahun bekerja, kenapa ia tidak pernah mengutarakan kebosanannya itu.
Sementara itu, seorang pakar keselamatan dan kesehatan tempat kerja, Jean Claud Delgenes, mengatakan, kebosanan muncul saat seorang karyawan merasa disisihkan dan tak memiliki kesempatan mendapatkan promosi.
Ia memperkirakan, sekitar 30% tenaga kerja di Prancis bosan dengan pekerjaan mereka, namun mereka memilih tetap mempertahankan pekerjaannya karena takut menganggur.
Awal tahun ini, seorang warga Perancis lainnya, Charles Simon, menggugat perusahaan kereta api nasional SNCF karena merusak kariernya.Gugatan ini dilakukan Simon karena selama 12 tahun dia “dicutikan” dengan gaji 3.800 poundsterling setiap bulannya.
No comments:
Post a Comment