"Masih banyaknya pengaduan atau komplain masyarakat terhadap kinerja penyidik Polri yang tentunya juga menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi," kata Anang, Senin (2/4/2016) di Mabes Polri Jakarta.
Menurut Anang, saat ini masyarakat sudah sangat kritis sehingga tuntutan akan transparansi dan terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih semakin menguat.
Untuk menjawab hal itu perlu adanya pembenahan internal agar para penyidik tidak melakukan penyimpangan, baik dalam menjalankan tugas maupun kewenangan.
Lebih lanjut, jenderal bintang tiga ini mengatakan sebagai antisipasi adanya penyimpangan-penyingan yang dilakukan para penyidik, perlu dilakukan konsolidasi ke dalam, pasalnya penguatan dari dalam menjadi penting sebagai benteng saat terjadinya gempuran dari luar.
"Caranya dengan membangun penyidik yang profesional, sesuai dengan aturan dan tingkatkan ketrampilan, etika dan kompetensi para penyidik," ucapnya.
Termasuk Anang juga menyoroti soal penegakan hukum, Anang mengingatkan agar tidak melakukannya secara sembarangan.
"Penegakan hukum harus dilakukan dengan tujuan mencegah kejahatan tersebut agar tidak terulang kembali. Dorong masyarakat agar patuh dan sadar terhadap aturan bukan karena sanksinya saja, tapi karena akibat dari perbuatan hukumnya," tambah Anang.
Menurut Anang, saat ini masyarakat sudah sangat kritis sehingga tuntutan akan transparansi dan terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih semakin menguat.
Untuk menjawab hal itu perlu adanya pembenahan internal agar para penyidik tidak melakukan penyimpangan, baik dalam menjalankan tugas maupun kewenangan.
Lebih lanjut, jenderal bintang tiga ini mengatakan sebagai antisipasi adanya penyimpangan-penyingan yang dilakukan para penyidik, perlu dilakukan konsolidasi ke dalam, pasalnya penguatan dari dalam menjadi penting sebagai benteng saat terjadinya gempuran dari luar.
"Caranya dengan membangun penyidik yang profesional, sesuai dengan aturan dan tingkatkan ketrampilan, etika dan kompetensi para penyidik," ucapnya.
Termasuk Anang juga menyoroti soal penegakan hukum, Anang mengingatkan agar tidak melakukannya secara sembarangan.
"Penegakan hukum harus dilakukan dengan tujuan mencegah kejahatan tersebut agar tidak terulang kembali. Dorong masyarakat agar patuh dan sadar terhadap aturan bukan karena sanksinya saja, tapi karena akibat dari perbuatan hukumnya," tambah Anang.
Untuk datang ke gunung Bintan memang harus menggunakan kendaraan pribadi. Letaknya sebelah kanan jalan bila dari Tanjungpinang.
Tidak jauh dari jalan lintas Bintan-Tanjungpinang. Pada hari biasa pengunjung tidak ramai seperti yang dijelaskan Mira seorang petugas di pintu masuk gunung Bintan.
" Pada hari biasa memang sepi, tetapi tetap ada yang datang, pada akhir minggu baru sedikit ramai," jelas dia.
Gunung Bintan termasuk menjadi objek wisata Kabupaten Bintan. Untuk masuk cukup merogoh kantong Rp 5 ribu. Udara di gunung Bintan sangat sejuk, karena merupakan rainforest atau hutan hujan tropis yang selalu lembab.
Di sini juga tumbuh berbagai pepohonan khas Indonesia, diantaranya seperti pohon petai, pohon durian dan berbagai pohon buah lainnya.
Kawasan di kaki gunung juga dimanfaatkan penduduk setempat sebagai lahan pertanian. Pada musim tertentu atau musim berbuah, hasil pertanian tersebut seperti buah durian dan petai biasanya dijajakan.
Kabarnya pepohonan di hutan tersebut ada yang berumur ratusan tahun. Pohon-pohon itu memang sudah ada sejak zaman Kerajaan Bintan.
Tidak jauh dari jalan lintas Bintan-Tanjungpinang. Pada hari biasa pengunjung tidak ramai seperti yang dijelaskan Mira seorang petugas di pintu masuk gunung Bintan.
" Pada hari biasa memang sepi, tetapi tetap ada yang datang, pada akhir minggu baru sedikit ramai," jelas dia.
Gunung Bintan termasuk menjadi objek wisata Kabupaten Bintan. Untuk masuk cukup merogoh kantong Rp 5 ribu. Udara di gunung Bintan sangat sejuk, karena merupakan rainforest atau hutan hujan tropis yang selalu lembab.
Di sini juga tumbuh berbagai pepohonan khas Indonesia, diantaranya seperti pohon petai, pohon durian dan berbagai pohon buah lainnya.
Kawasan di kaki gunung juga dimanfaatkan penduduk setempat sebagai lahan pertanian. Pada musim tertentu atau musim berbuah, hasil pertanian tersebut seperti buah durian dan petai biasanya dijajakan.
Kabarnya pepohonan di hutan tersebut ada yang berumur ratusan tahun. Pohon-pohon itu memang sudah ada sejak zaman Kerajaan Bintan.
No comments:
Post a Comment