Tetangga sekitar rumah pelaku yang berada di Jalan Moncokerto III, RT 14 RW 13, Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, mengaku, mereka sering mendengar jeritan kesakitan dari dalam.
"Sering banget terdengar suara jeritan, enggak sekali dua kali aja. Saya sampai khawatir jangan-jangan nanti ada kasus kayak Engeline di Bali lagi," ungkap Yani (41), tetangga yang rumahnya berada persis di samping rumah pelaku, Selasa (9/2/2016).
Yani mengaku, dia sempat tidak mengetahui tentang keberadaan Ani.
Pasalnya, warga hanya mengenal PRT di rumah tersebut adalah dua laki-laki.
"Soalnya, yang kami lihat laki-laki semua. Kaget juga sih pas tahu Ani kerja di rumah tersebut pelaku karena selama ini enggak pernah keluar rumah," tambahnya.
Sementara itu, Ketua RW 13 Sugiarti mengatakan pihaknya telah berupaya menegur pelaku agar memberikan penjelasan terkait adanya suara jeritan dan teriakan yang dilaporkan warga.
Namun, bukannya penjelasan, Sugiarti malah mengaku memperoleh caci maki kotor dari pelaku.
"Pelaku beralasan kalau teriakan itu berasal dari anak asuhnya yang dipukul karena melanggar aturan. Bahkan, dia bilang 'kalau anak asuh kami jadi nakal, memang ibu mau nanggung'," kata Sugiarti menirukan ucapan pelaku.
Sugiarti menjelaskan, pelaku, selama ini, dikenal tertutup dan tidak bersosialisasi terhadap warga sekitar. Ia pun kurang mengetahui latar belakang pelaku yang tinggal di rumah berlantai dua tersebut. "Dulu itu pernah dimintain fotokopi Kartu Keluarga tapi sampai sekarang enggak pernah dikasih," keluhnya.
Namun demikian Sugiarti mengaku bersyukur akhirnya kasus tersebut terbongkar juga setelah sekian. Sehingga apa yang diresahkan oleh warga sekitar selama ini, bisa terselesaikan dan tidak membuat kegaduhan lagi.
AGEN BANDARQ
Agen Poker
DOMINO ONLINE
Agen Domino
Judi Poker
"Sering banget terdengar suara jeritan, enggak sekali dua kali aja. Saya sampai khawatir jangan-jangan nanti ada kasus kayak Engeline di Bali lagi," ungkap Yani (41), tetangga yang rumahnya berada persis di samping rumah pelaku, Selasa (9/2/2016).
Yani mengaku, dia sempat tidak mengetahui tentang keberadaan Ani.
Pasalnya, warga hanya mengenal PRT di rumah tersebut adalah dua laki-laki.
"Soalnya, yang kami lihat laki-laki semua. Kaget juga sih pas tahu Ani kerja di rumah tersebut pelaku karena selama ini enggak pernah keluar rumah," tambahnya.
Sementara itu, Ketua RW 13 Sugiarti mengatakan pihaknya telah berupaya menegur pelaku agar memberikan penjelasan terkait adanya suara jeritan dan teriakan yang dilaporkan warga.
Namun, bukannya penjelasan, Sugiarti malah mengaku memperoleh caci maki kotor dari pelaku.
"Pelaku beralasan kalau teriakan itu berasal dari anak asuhnya yang dipukul karena melanggar aturan. Bahkan, dia bilang 'kalau anak asuh kami jadi nakal, memang ibu mau nanggung'," kata Sugiarti menirukan ucapan pelaku.
Sugiarti menjelaskan, pelaku, selama ini, dikenal tertutup dan tidak bersosialisasi terhadap warga sekitar. Ia pun kurang mengetahui latar belakang pelaku yang tinggal di rumah berlantai dua tersebut. "Dulu itu pernah dimintain fotokopi Kartu Keluarga tapi sampai sekarang enggak pernah dikasih," keluhnya.
Namun demikian Sugiarti mengaku bersyukur akhirnya kasus tersebut terbongkar juga setelah sekian. Sehingga apa yang diresahkan oleh warga sekitar selama ini, bisa terselesaikan dan tidak membuat kegaduhan lagi.
No comments:
Post a Comment